Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Terima Seadenye

Friday 12 August 2011

SENYUM!! SEBUAH SENYUMAN..SMILE ALWAYS!!

 BISMILLLAHIRAHMANIRAHIM
 Disebalik lintasan hati terukir senyuman manis manje..
 SENYUM LA..SENYUM LA..WAHAI TEMAN2 SEMUA!!!
Senyuman dalam ajaran Islam bernilai ibadah keindahannye.Seulas senyuman yang diukirkan kepada seseorang setara dengan nilai bersedekah. Dai wahdah Islamiyah, Qasim Saguni, mengatakan pengertian sedekah tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah tetapi juga bisa menjadi sangat sukar diberikan oleh seseorang yg tika itu marah.Dalam fizik, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang dari jiwa naluri.
Ada yang mengatakan bahwa senyuman adalah sesuatu yang aneh tapi nyata. Walaupun semua orang punya bibir, namun untuk yang satu ini tidak semua orang mampu melakukannya. Terlebih lagi jika orangnya sedang marah, biasanya susah sekali lepas dari mulut. Akhirnya wajah yang aslinya cantik dan tampan rupawan, jadi kelihatan buruk dan menakutkan. Memang benar, melihat orang berwajah “bengis” dalam keseharian bisa menimbulkan kesan asing dan menakutkan pd sape yg menikmatinye.
    
Terukir Akhlak Mulia

Bila kita renungkan, tersenyum merupakan suatu perbuatan yang punya nilai untuk menghormati orang lain. Sebagaimana senyuman Rasulullah SAW kepada keluarga, anak-anak, dan para sahabatnya. Begitu pun dengan para sahabat yang menghadiri majlis beliau dengan wajah ceria serta murah senyum. Senyuman rasulullah SAW mencerminkan indahnya akhlak beliau dalam tindak-tanduknya sehari-hari. Manis senyumnya memancarkan kesan indah yang mempesona hingga menembus dimensi waktu ribuan tahun dan jarak ribuan kilometer. Itupun akan terus berlanjut hingga hari kiamat nanti.Sampai kini kita ikut merasakan getar-getar senyuman kasih sayang beliau melalui nilai-nilai yang terkandung dalam Al'quran dan As-Sunnah An-Nabawiyah. Itulah kemuliaan beliau yang dwarisi isteri-isteri dan sahabat beliau. Begitu indahnya akhlak beliau masih terasa hingga kini.

B.    Warna-warni Senyuman
Sebagaimana jamaknya suatu budaya, senyuman pun kini telah mengalami perkembangan. Senyum menjadi sangat bervariasi dengan nilai dan karakteristiknya masing-masing. Dari warna-warni senyuman itu dapat dibagi menjadi beberapa macam. Diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Senyum Egois atau Sinis
Sebuah senyuman yang tidak bersahabat. Senyuman tersebut terbentuk dari perasaan dendam kesumat. Senyum ini dapat menyakiti hati orang yang melihatnya.
  1. Senyum Menggoda
Sebuah senyuman nakal yang bertujuan untuk memperdayai beberapa lelaki hidung belang. Suatu perbuatan yang dapat menjerumuskan seseorang kedalam jurang kemaksiatan. Naudzubillahi mindzalik.
  1. Senyum Ketabahan
Sebuah senyuman yang muncul dari orang-orang perkasa dan jantan. tubuh yang mampu menghadapi musibah hidupnya dengan tabah, tanpa kerungsingan. Senyum ini akan dirasakan oleh orang-orang yang merasa dekat dengan Allah SWT.
  1. Senyum Keyakinan
Sebuah senyuman yang menghiasi bibir orang-orang yang berwibawa dan mempunyai kekuatan dalam hidupnya. Biasanya mereka pernah bedepan musibah yang berat kemudian sempurna. Sehingga masalah yang berat sekalipun dapat datasi jika seseorang mampu dan memiliki senyuman seperti ini.
  1. Senyum Ketulusan
Sebuah senyuman yang datang dari relung hati yang paling dalam. Muncul untuk membahagiakan, menghormati, dan memuliakan orang lain. Senyuman ini menunjukkan ukiran tulus antara bibir (lahiriyah) dengan hati (batiniyah). Sebuah senyuman yang dalam syariat islam mempunyai nilai ibadah, sebuah sedekah yang mudah dan ringan. Senyuman model ini memang terasa multiguna dalam mengarungi samudera kehidupan. Senyuman ini mampu menambah keakraban dan hubungan dalam berkomunikasi. Baik dalam komunikasi langsung maupun dengan media. Entah itu dilakukan terhadap orang tua, teman, atau pihak lain. Dengan kata lain, meski lawan bicara tidak bertemu langsung, getaran senyumnya dapat menggetarkan mata batin kita. Masyaallah.

C.    Manfaat Senyum
Senyum punya segudang manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Dari segi penampilan
Senyuman dapat memperbaiki penampilan dan menambah daya tarik. Walaupun yang tersenyum adalah pakcik makcik yang kurang gigi atau sebaliknye, namun senyuman tetap menjadikannya lebih baik. Sepertinya mempunyai makna dan rahasia tersendiri, mungkin lebih manis kesannya, lebih indah dan menyejukkan hati. Dengan senyum kita akan lebih dihargai dan disegani.
  1. Dari segi kesehatan
Orang yang murah senyum biasanya terjaga dari penyakit yang namanya stress. Jantungnya akan berdenyut secara steady, sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit ketegangan. Menjalani kehidupan sehari-hari dengan hati yang senang dan ceria membuat tubuh lebih sehat dan awet muda. Menurut pendapat para doctor untuk menghasilkan sebuah senyuman hanya diperlukan 17 otot wajah. Maka dari itu, tidak heran jika sering ditemukan orang dengan usia 50-an tahun punya wajah masih tetap segar, ceria, dan sehat. Berbeda dengan orang yang suka marah, hobinya suka mengngomel, biasanya kelihatan lebih tua.
  1. Dari segi pergaulan
Dari segi pergaulan, senyuman merupakan suatu bentuk keakraban dalam pergaulan masyarakat. Ini akan dapat menambah suasana lebih hangat dan indah. Karena memang ketika melihat orang yang murah senyum, akan terasa menyenangkan. Bahkan apabila hidup ini tidak sepi dari nuansa aktiviti yang dicontohi oleh Rosulullah SAW ini, insyaallah akan menambah semangat hidup.
Senyum memang sesuatu yang hebat. Senyuman penuh ketenangan akan mampu meluluhkan kemarahan orang. Untuk itu dalam pergaulan hendaknya kita membiasakan diri bersikap tenang dan murah senyum. Bila kita mampu melaksanakan sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, maka pertengkaran dan permusuhan dapat ditekan. Hendaklah kita menciptakan nuansa yang seperti ini, setiap kehidupan kita tapaki dengan penuh ketulusan dan ketenangan. Hendaklah itu kita lakukan baik ketika bertegur sapa di jalan, bertelepon, berkomunikasi dengan teman, atau orang tua. Insyaallah kebaikanlah yang datang. Asal lihat-lihat situasi dan kondisi, jangan berlebih2. Kalau terlihat senyum-senyum slalu, nanti dikira kurang waras.
Jom, tunggu apalagi ? Budayakanlah senyum dan salam keramah-tamahan di Negeri yang tercinta ini. Kini kita sudah tahu hikmah dan manfaat dari senyum itu sendiri, maka bergegaslah memperbaiki diri kita dengan senyuman dari hati yang paling dalam (seperti lagu Raihan yang berjudul “Senyum”). Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari akibat kita susah untuk tersenyum. Mari kita latih diri kita untuk senyum dengan tulus, dimana saja dan bile2 saja. Senyum akan membuat suasana terasa indah dn nyaman. Selain membuat kita merasa bahagia, orang lain pun menjadi tertarik dengan kemuliaan sikap kita. Karena itu hadapilah perjalanan hidup kita dengan senyuman yang tulus rohaniah.

 SENYUMAN ITU SATU SEDEKAH PEROLEH GANJARAN PAHALA..Wallahualam

                        UKIRLAH  SENYUMAN YANG INDAH BUAT DIRI SENDIRI SENDIRI

OH LELAKI!! AKU SEORANG LELAKI..apenye LELAKI?

BISMILLAHIRAHMANIRAHIM..
Tanggungjawab LELAKI terhadap WANITA..

Alhamdulilah..bersyukurku kehadrat illahi kerna maseh aku dan teman2 blogku dapat lagi terjage dari lena dbuai mimpi dhari penghulu segala hari bagi meneruskan nafas utk meneruskan perjalanan hidup dduniamu inie Ya ALLAH SWT.. .Dgn mood yg indah dpagi jumaat inie, terpanggil dsudut hati utk berkongsikn akan perihal tanggungjawabku seorang lelaki..tidak kire bergelar anak, ayah, datuk, datin, dan sebagainye..sebesar mane pon gelaran maupon pangkat bagi seorang lelaki itu akan memikul satu amanah yg harus dtanggungjawabkan buat wanita yg dkenali maupon baik dari family maupon sekeliling kite..pada aku, tanggungjawab lelaki sungguh besar darjatnye..aku pecaya teman2 lelaki yg lain sependapat dgnku..oleh itu dsarankan kite menghormati kaum hawa yg tidak dkatekan lemah..tapi bejiwa lembut utk lelaki itu menghormati hak2 seorg wanita..janganla kite sebagai lelaki mengasari mau pon dlm sengaje atau tidak menyakitinye..bimbinglah wanita itu jika ianye cube melawan lelaki..sebagai lelaki..lebih2kan tanam sikap BERSABAR dn MEMAHAMI akan situasi sebuah TANGGUNGJAWAB.. .suke aku petik akan hadith2 yg menyatakan demikian.. .Wallahualam
Mengenang kembali peristiwa di Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijrah iaitu sebelum kewafatan Rasulullah s.a.w, salah satu wasiat baginda yang disampaikan melalui khutbah Wida' kepada sekalian umat Islam, iaitu agar kita
mengawasi dan memelihara kaum wanita sebagai satu amanah. Tugas dan tanggungjawab ini, ditujukan khusus kepada kaum lelaki yang berperanan sebagai suami, bapa, abang atau adik dan umumnya sebagai khalifah Allah di muka bumi
ini. Ini dijelaskan sebagaimana petikan sabda baginda s.a.w yang bermaksud:

"Takutlah kamu kepada Allah dalam urusan wanita, kerana sesungguhnya kamu telah mengambil mereka dengan amanah Allah." (R. Muslim)

Asas kejadian kaum lelaki, dikurniakan oleh Allah dengan kekuatan fizikal, mempunyai pemikiran yang matang dan beberapa kelebihan lain. Sebaliknya kaum wanita diciptakan dengan sifat yang lemah lembut, pemalu dan tidak agresif. Dari mereka lebih banyak dipengaruhi emosi dan sebagainya. Maka sewajarnya kaum lelaki diberi tugas dan tanggungjawab memikul amanah
menjadi ketua atau pemimpin yang mengawal serta memberi perlindungan kepada kaum wanita.

Firman Allah:

Yang bermaksud: "Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum wanita, kerana Allah telah melebihkan orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang perempuan, dan juga kerana orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian daripada harta mereka. (Surah an-Nisa'": 34)

Sebagai ketua dalam negara, pemimpin dalam masyarakat, suami kepada isteri, bapa kepada anak-anak atau sebagainya, kaum lelaki seharusnya memahami hak-hak serta tuntutan kaum wanita dan sepatutnya menjadi kewajipan bagi kaum lelaki memperjuang serta membela nasib kaum wanita apabila mereka teraniaya.
Sirah Rasulullah s.a.w telah membuktikan bahawa baginda merupakan pembela kaum wanita yang terulung. Baginda bukan sahaja membawa risalah Islam yang sempurna, bahkan baginda telah berjaya membebaskan kaum wanita dari
cengkaman adat jahiliyah serta meletakkan kedudukan mereka ke suatu taraf yang begitu mulia.

Walaupun Islam telah mengangkat serta mengiktiraf kedudukan wanita, namun masih terdapat sesetengah pihak yang memandang remeh akan hal ini dan menjadikan kaum wanita mangsa diskriminasi. Pandangan kaum wanita
yang menyentuh kepentingan diri mereka sendiri kadang kala tidak begitu diambil perhatian. Ini menyebabkan hak atau kepentingan mereka terhakis. setiap keputusan, dasar, peraturan atau undang-undang yang hendak diperkenalkan lebih
diasaskan kepada fahaman dan kacamata lelaki tanpa memikirkan implikasi yang bakal menimpa kaum wanita. Jika keadaan ini yang berlaku, maka
sudah tentu kaum wanita terus teraniaya dan mereka tidak mendapat pembelaan yang sewajarnya.

Samada kita sedari ataupun tidak, sejak dahulu lagi terdapat segelintir manusia yang suka mengambil kesempatan di atas kelemahan kaum Hawa dengan mengeksploitasi rupa paras mereka untuk hiburan yang melalaikan dan melayan hawa nafsu semata-mata. Di samping itu juga, ada segelintir wanita yang merelakan diri mereka dieksploitasi dan menjadi bahan iklan yang mengaibkan. Keadaan ini pula akan membuka peluang lelaki-lelaki yang buas, mencemar serta
meragut kehormatan seorang wanita.

Saban hari kita mendengar berita penganiayaan dan keganasan terhadap kaum wanita. Dan jika kita perhatikan juga, penganiayaan terhadap kaum wanita ini berlaku di mana-mana. Banyak kes-kes jenayah kekeluargaan yang berlaku seperti penderaan, perceraian, pengabaian nafkah dan sebagainya. Bahkan lebih menakutkan lagi, mutakhir ini, begitu banyak kes sumbang mahram yang dilaporkan yang mana kesemua mangsa sudah tentu adalah terdiri daripada wanita. Keadaan ini terjadi adalah disebabkan kaum lelaki tidak tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Hati mereka jauh daripada mengingati Allah dan tiada
kesedaran dalam memikul amanah. Jenis manusia inilah yang menjadi perosak kepada kaum wanita dan masyarakat seluruhnya.

Punca permasalahan ini berlaku adalah disebabkan oleh penganiayaan tugas dan
tanggungjawab yang diamanahkan. Kewajipan seorang lelaki, selain memelihara dan melindungi hak-hak kaum wanita, ia juga berkewajipan membimbing kaum wanita yang lebih banyak dipengaruhi oleh emosi dan tekanan perasaan.
Sebuah hadis yang menjelaskan tentang kewajipan membimbing kaum wanita:

Maksudnya: "Sesungguhnya seorang wanita itu diumpamakan seperti tulang rusuk yang bengkok. Apabila engkau berkeras (hendak meluruskannya),
ia akan patah, dan sekiranya engkau membiarkannya, maka ia akan terus bengkok.
" (R. Muslim)

Dalam mendidik wanita, kita tidak boleh mendidik mereka dengan cara yang terlalu keras, kerana ia tidak sesuai dengan fitrah semulajadinya yang lemah lembut, kerana ini tidak akan memberi apa-apa kesan pendidikan. sebaik-baiknya, mereka ini dididik dengan cara yang hikmah, tidak terlalu lembut dan tidak terlalu keras. Pendidikan dengan cara yang penuh hikmah, akan berjaya
membentuk wanita-wanita yang solehah. Kita yakin bahawa wanita yang terdidik dengan ilmu di atas landasan iman dan taqwa, mereka ini akan sentiasa menjaga serta menghargai kehormatan dan hak mereka selaras dengan tuntutan Allah dan
Rasul-Nya. Kegagalan kita mendidik kaum wanita adalah punca sebenar mereka melakukan tindakan yang salah.
Kaum lelaki yang fitrah kejadiannya sebagai ketua atau pemimpin, seharusnya berperanan mendominasikan pembentukan peribadi wanita yang mulia dan terpuji, sentiasa memberi dorongan melakukan tindakan yang betul dan dapat membezakan antara kebenaran dan kepalsuan. Justeru tanggungjawab berat yang
diamanahkan ini, kaum lelaki perlu mempersiapkan diri mereka dengan ilmu
pengetahuan yang secukupkan untuk menjadi contoh teladan kepada kaum wanita yang di bawah tanggungannya. Islam sekali-kali melarang keras kaum lelaki daripada menyalahgunakan amanah yang dipertanggungjawabkan ini.
Bagi memenuhi tugas yang dipertanggungjawabkan, iaitu memelihara wanita
sebagai amanah, samada isteri kita, anak-anak, adik-beradik, ibu atau wanita yang di bawah jagaan kita, marilah sam-sama kita menjadi pelindung dan
pemelihara kaum wanita. Dan kita yakin bahawa hanya orang yang benar-benar beriman sahaja yang mampu memikul amanah ini. Iman yang sempurna akan mendorong kita melaksanakan tanggungjawab dengan sempurna. Oleh itu
seseorang yang tidak menyempurnakan tanggungjawabnya dalam memelihara hak, bererti tidak sempurna iman mereka.
Begitupun Islam menggariskan bahawa golongan wanita itu dipimpin oleh kaum lelaki, ini tidak bermaksud merendahkan status atau harga diri seorang wanita, bahkan sebenarnya ini adalah menepati 'Sunnatullah' yang kuat menjadi pelindung, dan yang lemah dilindungi. Ukuran yang menentukan tingginya martabat seseorang itu di sisi Allah ialah ukuran amal dan taqwanya sebagaimana dijelaskan firman Allah:



Maksudnya: Wahai umat manusia! sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai-bagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mendalam PengetahuanNya. 
                                                                               (Surah al-Hujarat 13)"    Amin Ya Rabbal Alamin..